8 September 2010
Awalnya kupikir, kehadiranmu akan singgah sejenak saja.
Hanya sekedar melepas lelah di dermaga rinduku yang hampir patah,
lalu pergi dan berlalu bagai hati yang sudah.
Namun, semenjak layarmu berkembang dan angin meniupnya jauh di batas senja,
aku sadar bahwa rindu tak lagi bercengkerama dengan bebasnya.
Kini ia terpasung, menunggumu seorang..
Aku nyaris kehilangan harapan, tapi ternyata damai itu sejenak, menelisik diantara kedip mata.
Dari kejauhan...
Engkau berlari...
Dari balik kemilau ombak,
engkai lambaikan jemari..
Tiada yang dapat kau ambil dariku.
Kurasa kau pun tahu.
Hanya ini..
Satu-satunya yang tersisa...
Cinta yang terlalu sederhana..
Namun kau terima dengan sukacita
Post a Comment